Berita.Network – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan menggelar Seminar Nasional Transportasi Udara bertema “Maternity Leave Policy and Mental Health for Pilot” di Jakarta, Rabu (11/12). Acara ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan penerbangan sesuai standar International Civil Aviation Organization (ICAO).
“Sebagai negara anggota ICAO, Indonesia wajib berperan aktif memastikan keselamatan penerbangan sesuai standar internasional,” ujar Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Capt. M. Mauludin, dalam sambutannya mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara.
Seminar ini menyoroti pentingnya kesehatan mental dan fisik bagi personel penerbangan. Aspek ini dianggap krusial dalam menjaga keselamatan penerbangan. Regulasi terkait kesehatan penerbangan telah diatur dalam Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor KP 238 Tahun 2018 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Penerbangan (Manual of Aviation Medical Assessment).
Mengacu pada definisi World Health Organization (WHO), promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan individu dan komunitas mengendalikan faktor penentu kesehatan. Dalam konteks ini, kedokteran penerbangan turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG), khususnya tujuan memastikan kehidupan sehat dan kesejahteraan bagi semua usia.
Seminar ini menghadirkan narasumber dari Komisi Nasional Perempuan, Kementerian Tenaga Kerja, serta dokter spesialis kedokteran penerbangan. Acara ini terselenggara atas kolaborasi Badan Layanan Umum (BLU) Balai Kesehatan Penerbangan, Ikatan Pilot Indonesia (IPI), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia (PERDOSPI). Kegiatan ini menjadi ajang edukasi dan berbagi pengalaman tentang pentingnya meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan personel penerbangan.
“Pendekatan kesehatan mental tidak hanya terbatas pada deteksi dini gangguan jiwa saat uji medik penerbangan, tetapi juga pemeliharaan kesehatan mental secara berkelanjutan,” tambah Capt. M. Mauludin.
Seminar ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, seperti Federasi Internasional Asosiasi Pilot Jalur Udara (IFALPA), Kepala Balai Kesehatan Penerbangan, Ketua Prodi Kedokteran Penerbangan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan Staf Ahli Menteri Perhubungan. Juga hadir maskapai penerbangan, pilot, praktisi dokter kesehatan penerbangan, serta perwakilan rumah sakit dan laboratorium di Jakarta.
Dalam penutupan, Capt. M. Mauludin menegaskan pentingnya acara seperti ini dalam membangun ekosistem yang mendukung keterbukaan personel penerbangan terhadap isu kesehatan mental. “Semoga kegiatan ini menciptakan lingkungan kondusif bagi diskusi terbuka mengenai kesehatan, khususnya kesehatan mental,” harapnya.
Editor: Red